Senin, 01 Desember 2008

HUT ke-37 Korpri


Anggota Satpol PP patahkan balok es

CILACAP - Puncak kegiatan peringatan HUT ke-37 Korpri tingkat Kabupaten Cilacap berlangsung meriah dengan diwarnai sejumlah atraksi dari anggota Korpri.

Di antaranya defile, aksi bela diri tangan kosong perguruan pencak silat Merpati Putih, dan drum band kolosal yang melibatkan 500 siswa-siswi SMP se-eks Kotip Cilacap.

Dalam aksi kolosal tersebut dipersembahkan pula lagu Mars Korpri dan Himne Abdi Praja sambil membentuk konfigurasi HUT ke-37 Korpri dan tahun 2008. Berlangsung di Stadion Gumilir Cilacap, upacara ini sempat menyedot perhatian masyarakat. Ratusan warga pun tampak antusias, ketika sejumlah pertunjukan digelar. Seperti bela diri Merpati Putih yang ternyata mayoritas personelnya adalah anggota Satpol PP Cilacap.

Bela diri ini sekaligus merupakan bekal bagi anggota polisinya pemda ini, mengingat tugas berat mereka terhadap penegakan perda di lingkungan Pemkab Cilacap.

Harus bersatu
Dalam upacara tersebut, Bupati Cilacap Probo Yulastoro membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang menyatakan Korpri bukan suatu serikat pekerja, namun merupakan wadah perhimpunan pegawai Republik Indonesia.

Himpunan ini terdiri atas unsur PNS yang berada di lingkup eksekutif, PNS di TNI dan Polri, serta para pegawai badan usaha milik negara (BUMN) dan BUMD.

"Untuk itu pengurus dan seluruh anggota Korpri di seluruh pelosok Jateng harus tetap bersatu padu menjalankan pengabdian sesuai tugas dan fungsi masing-masing sebagai abdi masyarakat, " ujar Gubernur. demikian liputan tim CNL tanpa sepengetahuan WD.(denia)

Abrasi sungai Serayu


02 Desember 2008


CILACAP- Tanah warga yang terkikis abrasi Sungai Serayu tidak hanya milik warga Desa Gombolharjo, Kecamatan Adipala, Cilacap saja. Tanah milik warga desa lain juga banyak yang hilang terkikis air sungai tersebut.

Antara lain tanah milik warga Desa Kesugihan Induk, Kesugihan, dan Bulupayung, Kecamatan Kesugihan. Serta tanah milik warga Desa Karangrena, Karangkemiri, Kecamatan Maos dan tanah milik warga Desa Wlahar, Kecamatan Adipala.

”Pemkab Cilacap sudah mengusulkan ke Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Serayu-Bogowonto agar abrasi yang terjadi wilayah tersebut segera diatasi,” kata Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Cilacap, HM Muslich SSos MM dan Kabid Pengelolaan Lingkungan Hidup Drs Mudjiono SH MSi, kemarin.

Dijelaskan, abrasi yang terjadi di wilayah Desa Karangkemiri sudah diatasi. Di lokasi yang terkena abrasi sudah diberi bangunan penahan berupa damping stone atau bronjong.

Mencapai 3.000 meter

Namun abrasi di lokasi lain belum ditangani. Termasuk abrasi yang terjadi di wilayah Desa Gombolharjo, Kecamatan Adipala. Abrasi yang terjadi di sepanjang alur Sungai Serayu memang sudah cukup parah. Di wilayah Gombolharjo panjang tanah warga yang terkikis air sudah mencapai 3.000 meter.

Menurut Mudjiono, untuk mengatasi masalah tersebut di semua lokasi yang terkena abrasi sebaiknya memang diberi damping stone. Kalau tidak maka tanah warga yang terkikis akan semakin melebar. Terlebih saat ini sedang musim hujan.

”Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa waktu yang lalu Pemkab Cilacap sudah mengirim surat ke Departemen Pekerjaan Umum. Inti isi surat tersebut, kami minta agar abrasi di wilayah Cilacap segera ditangani. Tembusan surat tadi juga kami kirim ke Kementrian Lingkungan Hidup,” jelasnya.demikian liputan reporter CNL tanpa sepengetahuan SM.(denia